1000 Ciuman dari Paijo
Saat ini jaman serba susah. Harga BBM naik, akibatnya terjadi PHK di berbagai perusahaan. Salah satu yang terkena PHK adalah Paijo. Bulan ini ia tidak bisa lagi mengirim uang untuk istrinya di kampung halaman. Ia hanya bisa mengirim surat. Isinya demikian:
Istriku Tercinta,
Maafkan kanda sayang, bulan ini Kanda tidak bisa mengirim uang untuk kebutuhan keluarga di rumah. Kanda hanya bisa mengirimmu 1000 ciuman.
Paling cinta,
Kanda Paijo
Seminggu kemudian Paijo mendapat surat balasan dari istri tercintanya:
Kanda Paijo tersayang,
Terima kasih atas kiriman 1000 ciumanmu. Untuk bulan ini Dinda akan menyampaikan laporan
pengeluaran keluarga:
Tukang minyak bersedia menerima 2 ciuman setiap kali membeli 5 liter minyak tanah. Tukang listrik mau dibayar dengan 4 ciuman pertanggal 10 setiap bulannya. Pemilik kontrakan rumah mau dibayar cicil dengan 3 x ciuman setiap harinya. Engkoh pemilik toko bahan makanan tidak mau dibayar pakai ciuman. Ia maunya dibayar dengan yang lain.. Ya terpaksa Dinda berikan saja. Hal yang sama juga Dinda berikan buat kepala sekolah dan gurunya si Udin yang sudah 3 bulan nunggak uang sekolah...
Besok Dinda mau ke pegadaian untuk tukerin 200 ciuman dengan uang tunai, karena yang punya pegadaian sudah bersedia menukarkan 200 ciuman + bayaran lainnya dengan uang 650 ribu, lumayan buat ongkos sebulan. Keperluan pribadi Dinda bulan ini mencapai 50 ciuman.
Kanda tersayang... bulan ini Dinda merasa jadi orang yang paling kaya di kampung, karena sekarang Dinda memberikan piutang ciuman ke banyak pemuda di kampung kita dan siap ditukar kapan pun Dinda butuhkan.
Kanda, dari kanda masih tersisa 125 ciuman, apakah kanda punya ide? Atau saya tabung saja ya?
Paling sayang,
dari Dinda seorang.
Membaca surat dari istrinya itu... Gedubrak!! Paijo pun Pingsan.
(lupa lagi sumbernya...)
Saat ini jaman serba susah. Harga BBM naik, akibatnya terjadi PHK di berbagai perusahaan. Salah satu yang terkena PHK adalah Paijo. Bulan ini ia tidak bisa lagi mengirim uang untuk istrinya di kampung halaman. Ia hanya bisa mengirim surat. Isinya demikian:
Istriku Tercinta,
Maafkan kanda sayang, bulan ini Kanda tidak bisa mengirim uang untuk kebutuhan keluarga di rumah. Kanda hanya bisa mengirimmu 1000 ciuman.
Paling cinta,
Kanda Paijo
Seminggu kemudian Paijo mendapat surat balasan dari istri tercintanya:
Kanda Paijo tersayang,
Terima kasih atas kiriman 1000 ciumanmu. Untuk bulan ini Dinda akan menyampaikan laporan
pengeluaran keluarga:
Tukang minyak bersedia menerima 2 ciuman setiap kali membeli 5 liter minyak tanah. Tukang listrik mau dibayar dengan 4 ciuman pertanggal 10 setiap bulannya. Pemilik kontrakan rumah mau dibayar cicil dengan 3 x ciuman setiap harinya. Engkoh pemilik toko bahan makanan tidak mau dibayar pakai ciuman. Ia maunya dibayar dengan yang lain.. Ya terpaksa Dinda berikan saja. Hal yang sama juga Dinda berikan buat kepala sekolah dan gurunya si Udin yang sudah 3 bulan nunggak uang sekolah...
Besok Dinda mau ke pegadaian untuk tukerin 200 ciuman dengan uang tunai, karena yang punya pegadaian sudah bersedia menukarkan 200 ciuman + bayaran lainnya dengan uang 650 ribu, lumayan buat ongkos sebulan. Keperluan pribadi Dinda bulan ini mencapai 50 ciuman.
Kanda tersayang... bulan ini Dinda merasa jadi orang yang paling kaya di kampung, karena sekarang Dinda memberikan piutang ciuman ke banyak pemuda di kampung kita dan siap ditukar kapan pun Dinda butuhkan.
Kanda, dari kanda masih tersisa 125 ciuman, apakah kanda punya ide? Atau saya tabung saja ya?
Paling sayang,
dari Dinda seorang.
Membaca surat dari istrinya itu... Gedubrak!! Paijo pun Pingsan.
(lupa lagi sumbernya...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar