Pages

Tampilkan postingan dengan label Coretan Dinding. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Coretan Dinding. Tampilkan semua postingan

Selasa, Maret 02, 2010

Jalan raya ....maceeet !!!!

Setiap pagi, siang, sore.macet

Pagi-pagi, keluar dari rumah…sudah disuguhi dengan kemacetan. Sore, saat mau pulang ke rumah,,,macet lag. Andaikan saja setiap macet menghabiskan 1 jam, berarti sehari minimal 2 jam kita habiskan waktu di jalan. Seminggu 10 jam, sebulan………..

Sebenernya apa sih yang jadi penyebab kemacetan?






angkot bandung parkir

Angkot berhenti se-enaknya, penumpang juga nyetop angkot

se-enaknya.







Angkot-Andri








pelanggaran2

Nyebrang jalan juga.








jln rusak

Kondisi jalan yang rusak.





jln_rusak

Kendaraan besar yang ngga sesuai dengan kapasitas jalan.







motor

Parkir sembarangan.






parkir-sembarangan






pegamenPengamen yang secara tidak sadar juga (mungkin sadar juga) yang ikut serta menyumbang terjadinya kemacetan.







apalagi yach…?

(terkadang lupa jg sm apa yng sering kita lakukan di jalan…..hehhehehehe)

Indonesia 2012

image

Masih inget,, film 2012.

Betapa dahsyat bencana yang terjadi (meskipun cuma gambaran berdasarkan imajinasi manusia).

image

Persiapan-persiapan dilakukan untuk menghadapi bencana itu. Hingga saat bencana itu datang, perahu hebat sudah siap.

Orang-orang yang banyak duit, negara-negara maju semua bekerja sama (setidaknya diajak buat patungan),,

Sedih…..INDONESIA ngga diajakin dalam proyek besar itu,,…Hehehehehehe

Kamis, Januari 28, 2010

8 Kebohongan Ibu

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar”
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu
membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek”
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah
terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!”
KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di
sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit”
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa”
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan”
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

(xxxxx)


Sabtu, Januari 02, 2010

Percaya Adanya Kebetulan?

Sekilas masalah “kebetulan” adalah masalah yang biasa-biasa saja. Padahal masalah ini sangat erat hubungannya dengan tauhid kita, juga berhubungan dengan pembuktian keberadaan Tuhan. Bahkan jika kita memikirkan lebih dalam lagi sangat berpengaruh dengan perkembangan kelangsungan ilmu pengetahuan. Makanya tidak heran jika di dunia filsafat “teori kebetulan” menjadi perdebatan. Mereka para pemikir saling berbeda pendapat tentang ‘teori kebetulan’ ini. Pada umumnya Para filosof Islam seperti Abu Ali (Ibnu Sina), Ayatullah Al’ Allamah H. Tabhataba’i–semoga rahmat Allah senantiasa tercurahkan untuknya-menolak teori ini.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Empidocles (490-435 SM) dan Demokritus (460-370 SM) yang belakangan dilanjutkan dengan Charles Darwin (1809-1882), mereka adalah Sophis Yunani. Empidocles berpendapat bahwa alam ini (langit, bumi, dan planet-planet) tercipta secara kebetulan karena bertemunya potongan-potongan benda kecil secara kebetulan yang selalu bergerak secara kebetulan. Dan Demokritus berpendapat bahwa alam ini terjadi karena adanya pertemuan dari unsur-unsur alam secara kebetulan. Dan jika kebetulan, pertemuan itu dapat menyinambungkan suatu keberadaan, maka itulah alam semesta. Pernyataan ini sebagaimana tertera dalam buku “Nihayatul Hikma” Pada marhala 8 pasal 13 karangan Ayatullah A.H. Tabhatabai. dan Thabiyat Al-Syifa karangan pasal 13 Makuula Al-Ula karangan Ibnu Sina. (Lihat buku “Tauhid” karangan Hasan Abu Ammar hal 113 catatan kaki).

Para penganut teori kebetulan yakni yang memungkinkan adanya kebetulan akan berujung pada ketidakpercayaan akan adanya pencipta alam. Ketidakpercayaan akan adanya pencipta alam sama dengan ketidakpercayaan akan adanya Tuhan. Karena mereka berpendapat bahwa alam ini ada secara kebetulan. Jika dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kata kebetulan, sesungguhnya kita secara tidak langsung mengingkari adanya sebab dari kejadian yang dikatakan sebagai kebetulan. Dan jika kita mengingkari sebab, akan berujung pada penafian adanya sebab pertama. Dan jika menghilangkan adanya sebab pertama akan menghilangkan peran Tuhan dalam penciptaan wujud yang kita maksud tersebut. Minimal pada kejadian yang dikatakan kebetulan Tuhan tidak berperan. Misalnya, ketika anda hendak pergi ke kampus, lalu di tengah jalan anda tiba-tiba bertemu teman yang bertahun-tahun lamanya tak berjumpa. Lantas anda mengatakan bahwa pertemuan dengan teman anda adalah suatu kebetulan. Dan jika seperti ini cara berfikir kita, maka tidak ada beda nya kita dengan Empidocles dan Demokritus.

Satu-satunya jalan untuk menggugurkan teori kebetulan ini dengan menggunakan “Prinsip Kausalitas”. Seperti diketahui prinsip kausalitas berbunyi, “Segala sesuatu yang ada pastilah ada yang mengadakan, kecuali keberadaan”. Dan teori kebetulan berbunyi “suatu yang terjadi tanpa sebab”. Ini karena kedua prinsip tersebut saling menafikan. Artinya, ketika kita menerima prinsip kausalitas. Berarti teori kebetulan menjadi gugur. Dan sebaliknya jika kita mengakui adanya kebetulan, maka prinsip kausalitas secara otomatis menjadi batal. Jadi ketika berhasil membuktikan bahwa kebetulan itu tidak memiliki keberadaan (non eksistensi) dengan sendirinya kita telah mengukuhkan prinsip kausalitas. Dan demikian pun sebaliknya. Jika tidak berhasil maka “kebetulanlah” yang benar. Dan jika kebetulan benar maka tidak ada lagi alasan bahwa Tuhanlah yang menciptakan segala sesuatu. Karena bisa saja segala sesuatu ini terjadi secara kebetulan. Sehingga pada akhirnya tidak ada lagi alasan kita untuk ber-Tuhan!

Mereka (penganut teori kebetulan) ketika menjelaskan bahwa “alam ini tercipta secara kebetulan, karena bertemunya potongan-potongan benda kecil secara kebetulan, yang selalu bergerak secara kebetulan”. Sebenarnya dalam pernyataan tersebut terjadi beberapa kontradiksi, seperti :
a. (Alam ini “tercipta” secara kebetulan). Makna dari kata “tercipta” adalah sesuatu yang membutuhkan sebab (pencipta). Karena tidak ada sesuatu yang tercipta tanpa pencipta. Tetapi pada kalimat tersebut sebab (penciptanya) dinafikan, diganti dengan kata “kebetulan”. Di sisi lain makna dari kata “kebetulan” adalah sesuatu yang tidak bersebab. Jadi antara kata tercipta dan kata kebetulan itu saling bertentangan. Sehingga ketika kita mengatakan “tercipta” pastilah tidak kebetulan. Dan jika kita mengatakan “kebetulan” pastilah tidak tercipta.
b. (Yang selalu “bergerak” secara kebetulan). Makna dari kata “bergerak’ adalah sesuatu yang membutuhkan sebab (pengerak). Karena mustahil sesuatu bergerak tanpa penggerak. Tetapi dalam kalimat tersebut sebabnya menjadi hilang dengan adanya kata kebetulan. Di sisi lain kata “kebetulan” sendiri bermakna sesuatu yang tidak bersebab. Artinya, antara kata bergerak dan kebetulan itu tidak nyambung. Karena sebagaimana maklum, ketika kita mengatakan bergerak pastilah tidak kebetulan. Dan ketika kita mengatakan kebetulan pastilah tidak bergerak.
c. (Kebetulan). Makna dari kata kebetulan itu sendiri akan kehilangan maknanya jika berhadapan dengan prinsip kausalitas. Karena ketika mereka (penganut teori kebetulan) mengatakan bahwa kebetulan itu memiliki keberadaan atau kebetulan itu ada. Maka berdasarkan prinsip kausalitas, teori kebetulan itu gugur. Karena segala sesuatu yang ada pastilah ada yang mengadakan, kecuali keberadaan, termasuk kebetulan. Artinya jika kebetulan itu ada, maka ada yang mengadakan. Dan jika ada yang mengadakan pastilah ia bukan kebetulan. Jadi kebetulan itu tidak dapat eksis (ada) sampai kapanpun. Karena jika eksis (ada) pastilah ia bukan kebetulan.

Olehnya itu, sebaiknya konsep tentang dapatnya terjadi kebetulan, kita buang jauh-jauh. Karena nantinya kita ditertawakan membicarakan sesuatu yang tidak ada. Tetapi mungkin anda bertanya dan merasa aneh, jika sekiranya kebetulan itu tidak ada, kenapa kami membahasnya? Bukankah jika dibahas berarti dianggap ada ? Sejak awal kami tidak pernah mengatakan atau menganggap bahwa kebetulan itu ada. Bahkan kami sama sekali tidak mau membicarakannya. Tetapi karena adanya pemahaman yang keliru tentang keberadaan kebetulan, maka kami berkewajiban untuk membahas kekeliruan tersebut. Yang sebenarnya tidak ada tetapi dianggap ada. Jadi Pembahasan ini justru untuk membuktikan kekeliruan konsep tersebut. Bukan membuktikan bahwa kebetulan itu tidak ada. Karena yang tidak ada tidak perlu pembuktian. Karena tidak ada sama dengan tidak ada. Dan karena ia tidak ada, makanya tidak usah dianggap ada.
(http://samrumi.blogspot.com)

Senin, Desember 21, 2009

Sebuah Pilihan

Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik, ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan, karena terlalu banyak sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.
Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.
Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja dikebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.
Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.
Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya! , "apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?", jawab orang itu "tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu", lalu tanya prajurit itu lagi "seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya?, sedangkan waktumu sangat terbatas", jawab orang itu lagi "tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis".
Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya "hai orang kaya apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?" ,jawab orang kaya itu "bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah keuntunganku".
Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak oleh! nya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu "mengapa engkau diam disini?, tidakkah engkau memilih emas-emas itu? atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?", mendengar perkataan prajurit itu, orang ini
hanya diam saja, maka prajurit itu bertanya lagi "atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?", orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat lagi "tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?", sambil menatap prajurit, orang itu menjawab "tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, sayapun tidak tahu, berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuninganpun saya juga tidak tahu". "lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya prajutit itu lagi.
"Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting" jawabnya lugu. Prajurit ini semakin penasaran "mengapa bisa begitu?", "bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas tuan" prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya "lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah Saya ambil", "tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi, "saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan! , jika saya gantikan emas ini dengan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas yang murni", tak lama lagi lonceng istana berbunyi,tanda berakhir sudah kegiatan mereka. Lalu raja keluar dan berdiri ditempat yang tinggi sambil berkata "wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal diatas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja" kata-kata aja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi dihadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal "dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya". Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya, dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

Berharap melalui alkisah diatas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup :
1. Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar (setengah hari untuk memilih) Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Tuhan jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNya tentang pasangan Anda.

2. Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan). Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat,ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu waktu kita melepaskannya kita me! ndapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objektif siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati Anda bersamanya, begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah, tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak,"cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda, justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin) Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti
banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda yang terpenting adalah niat baik diantara pa! sangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

3. Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan) Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berfikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda, jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya diatas, dan dengan demikian Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan Anda,maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri,jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya. Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi???, ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau meyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Tuhan berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Tuhan, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia. .

dikutip dari :
Kumpulan Sharing dan Cerpen Judul Asli : "When We Have to Choose"

Jumat, Maret 28, 2008

Adakah batasan antara sombong dengan bangga...?

Bangga.....
Sombong....
Siapa yang tidak pernah merasa bangga, siapa juga yang tidak pernah merasakan sombong?
Kapan kita sombong atau pun kita bangga, mungkin kita tidak pernah menyadarinya..
Terkadang kita merasa hal yang biasa, tetapi mungkin bagi orang lain itu tidak biasa, atau mungkin hal yang menjadikan kita sombong.
Bagaimana seharusnya menyikapinya?
Ya,...cukup sulit untuk mengontrolnya...
Apa yang yang dapat kita banggakan dari diri kita?
Sehebat apa kemampuan atau kelebihan yang kita miliki?
Berapa besar energi yang kita keluarkan saat kita membanggakan apa yang kita anggap hebat, yang kita anggap lebih dari orang lain, dan saat kita memamerkan itu kepada orang lain?
Sungguh asyik saat kita memamerkan sesuatu yang kita banggakan yang ada pada diri kita, sangat mengasyikan...
Kita ceritakan dengan penuh semangat, menggebu, dan .......mungkin ada yang di lebihkan dalam menceritakannya. Dalam melebihkan cerita tersebut, mungkin terselip sedikit kebohongan. Kebohongan yang kita harapkan menjadi nilai lebih dari apa yang kita banggakan.
Coba sejenak kita renungkan,
jikalau setiap hari kita melakukan perbuatan tersebut, hitung berapa banyak kebohongan yang kita lakukan dalam setahun, berapa banyak kebohongan yang kita lakukan dalam 10 tahun, berapa banyak yang kita lakukan seumur hidup kita?
Cukupkah amalan kita untuk mengimbangi perbuatan tersebut?
Bagaimana dengan amalan yang kita lakukan, pernahkan kita melakukan amalan yang benar-benar ikhlas..
Betapa sedihnya, kalau setiap amal yang kita lakukan ternyata perasaan bangga menyertai...
Hanya sedikit,, hanya sedikit, hanya sedikit,......

Kamis, Maret 27, 2008

Kebetulan atau Takdir ?

"...kebetulan dia lewat, jadi saya titipkan pesanan ini padanya....."
Seberapa sering kita mengalami hal yang kebetulan?
Seberapa sering apa yang kita harapkan sesuai dengan apa yang kita rencanakan?

Konspirasi

Konspirasi,

Cukup sering kita dengar kata itu.

Teori persekongkolan atau teori konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory) adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik.

Teori ini ada di seputaran gerak dunia global dan merambah hampir kesemua ranah kehidupan manusia. Dari urusan politik sampai makanan. Bagi orang yang tidak percaya selalu menganggap semua hanya olok-olok, mengada-ada, menyia-nyiakan waktu, kurang kerjaan, dan sebagainya. Bagi para penganutnya teori itu tidak serta-merta muncul mendunia tanpa ada yang menciptakan polanya.

Penganut teori ini pun terbelah dalam dua kubu utama. Kelompok pertama adalah mereka yang hanya percaya bahwa segala hal mungkin terjadi apabila ada dukungan argumentasi yang kuat, fakta akurat, data ilmiah, pendapat yang bisa diverifikasi kebenarannya, tokoh-tokoh yang nyata, sejarah yang memang ada dan bukan mitos, dan sebagainya. Kelompok ini percaya JFK sebenarnya tidak tertembak, tetapi diselamatkan oleh mahluk UFO, misalnya. Kelompok kedua adalah mereka yang percaya tanpa syarat alias mereka yang menganggap apapun yang terjadi sudah dirancang sedemikian rupa, yang acapkali menghubungkan dengan mitos, legenda, supranatural, dan sebagainya. Misalnya, mereka percaya bahwa peristiwa 11 September sudah dirancang sebagaimana yang terlihat pada lipatan uang kertas 20 dolar AS; di mana apabila kita melipat uang itu sedemikian rupa akan tercipta gambar menara kembar yang terbakar.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_persekongkolan)