Pages

Jumat, Maret 28, 2008

Adakah batasan antara sombong dengan bangga...?

Bangga.....
Sombong....
Siapa yang tidak pernah merasa bangga, siapa juga yang tidak pernah merasakan sombong?
Kapan kita sombong atau pun kita bangga, mungkin kita tidak pernah menyadarinya..
Terkadang kita merasa hal yang biasa, tetapi mungkin bagi orang lain itu tidak biasa, atau mungkin hal yang menjadikan kita sombong.
Bagaimana seharusnya menyikapinya?
Ya,...cukup sulit untuk mengontrolnya...
Apa yang yang dapat kita banggakan dari diri kita?
Sehebat apa kemampuan atau kelebihan yang kita miliki?
Berapa besar energi yang kita keluarkan saat kita membanggakan apa yang kita anggap hebat, yang kita anggap lebih dari orang lain, dan saat kita memamerkan itu kepada orang lain?
Sungguh asyik saat kita memamerkan sesuatu yang kita banggakan yang ada pada diri kita, sangat mengasyikan...
Kita ceritakan dengan penuh semangat, menggebu, dan .......mungkin ada yang di lebihkan dalam menceritakannya. Dalam melebihkan cerita tersebut, mungkin terselip sedikit kebohongan. Kebohongan yang kita harapkan menjadi nilai lebih dari apa yang kita banggakan.
Coba sejenak kita renungkan,
jikalau setiap hari kita melakukan perbuatan tersebut, hitung berapa banyak kebohongan yang kita lakukan dalam setahun, berapa banyak kebohongan yang kita lakukan dalam 10 tahun, berapa banyak yang kita lakukan seumur hidup kita?
Cukupkah amalan kita untuk mengimbangi perbuatan tersebut?
Bagaimana dengan amalan yang kita lakukan, pernahkan kita melakukan amalan yang benar-benar ikhlas..
Betapa sedihnya, kalau setiap amal yang kita lakukan ternyata perasaan bangga menyertai...
Hanya sedikit,, hanya sedikit, hanya sedikit,......

Kamis, Maret 27, 2008

Kebetulan atau Takdir ?

"...kebetulan dia lewat, jadi saya titipkan pesanan ini padanya....."
Seberapa sering kita mengalami hal yang kebetulan?
Seberapa sering apa yang kita harapkan sesuai dengan apa yang kita rencanakan?

Konspirasi

Konspirasi,

Cukup sering kita dengar kata itu.

Teori persekongkolan atau teori konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory) adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik.

Teori ini ada di seputaran gerak dunia global dan merambah hampir kesemua ranah kehidupan manusia. Dari urusan politik sampai makanan. Bagi orang yang tidak percaya selalu menganggap semua hanya olok-olok, mengada-ada, menyia-nyiakan waktu, kurang kerjaan, dan sebagainya. Bagi para penganutnya teori itu tidak serta-merta muncul mendunia tanpa ada yang menciptakan polanya.

Penganut teori ini pun terbelah dalam dua kubu utama. Kelompok pertama adalah mereka yang hanya percaya bahwa segala hal mungkin terjadi apabila ada dukungan argumentasi yang kuat, fakta akurat, data ilmiah, pendapat yang bisa diverifikasi kebenarannya, tokoh-tokoh yang nyata, sejarah yang memang ada dan bukan mitos, dan sebagainya. Kelompok ini percaya JFK sebenarnya tidak tertembak, tetapi diselamatkan oleh mahluk UFO, misalnya. Kelompok kedua adalah mereka yang percaya tanpa syarat alias mereka yang menganggap apapun yang terjadi sudah dirancang sedemikian rupa, yang acapkali menghubungkan dengan mitos, legenda, supranatural, dan sebagainya. Misalnya, mereka percaya bahwa peristiwa 11 September sudah dirancang sebagaimana yang terlihat pada lipatan uang kertas 20 dolar AS; di mana apabila kita melipat uang itu sedemikian rupa akan tercipta gambar menara kembar yang terbakar.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_persekongkolan)

Selasa, Maret 11, 2008

Standar Nasional Indonesia - Jaring Kontrol Horisontal Nasional

Jaring kontrol horisontal nasional (JKHN) diperlukan sebagai kerangka
referensi untuk mendukung pekerjaan-pekerjaan penentuan posisi serta
survei dan pemetaan untuk beragam aplikasi. JKHN harus mempunyai
tingkat ketelitian serta integritas yang baik dan homogen. Oleh sebab itu
realisasinya harus terstandarisasi, terklasifikasi, dan terspesifikasi dengan
benar, sistematis, dan jelas, dalam suatu Standar Nasional Indonesia (SNI).
Makalah ini menjelaskan secara umum proses penyusunan serta beberapa
topik dari SNI JKHN. Makalah akan ditutup dengan beberapa catatan
penutup.

(Hasanuddin Z. Abidin 1) dan Edi Prijanto 2)